Selamat datang di CaraGampang.Com

Bapak Ku Menghadap Sang Ilahi Jelang Manasik Umroh

Senin, 03 Desember 20180 komentar

Seperti biasa setiap pagi bapak ku Badar bin Isni (almarhum) akrab dengan aktivitas rutinnya. Mulai dari mengecek tempat usahanya (usaha ala orang kampung lah) dan melihat kebun. Seperti rutinitas yang dilakukan pada Sabtu pagi 10 November 2018 lalu.
Gambar mungkin berisi: 1 orang, luar ruangan dan dekat
Dari informasi dari orang kampung, pagi itu bapak sempat mengecek tanaman pinang milik masjid di lahan perkuburan Dusun Papal, Desa Teluk Papal. Maklum, selain mengurus usaha kecil-kecilan, bapak juga pengurus masjid.
Selain tanaman pinang, kebun milik masjid di kampung juga ditanami karet. Hasilnya untuk operasional Masjid Assu’ada.
Yang lebih menyedihkan, pagi harinya kebun pinang di belakang masjid ditinjau bapak, sorenya jadi peristirahatan terakhir bapak. Itu lah namanya takdir dan ketetapan Allah SWT.
Sebenarnya, Sabtu siang bapak dan ibu punya agenda, yakni manasik umroh di Masjid Agung Istiqomah Bengkalis. Namun jelang berangkat manasik, bapak masih sempat round dengan sepeda motornya.
Ya itu tadi, mulai dari tinjau kebun dan tempat usaha. Bahkan pagi itu, bapak sempat ke Dusun Belas Desa Bantan Tengah.
Pergi ke Belas, punya maksud, yakni periksa kesehatan. Setelah cek up, bapak bertandang di rumah mitra bisnisnya bernama Syapri (mohon maaf kalau salah sebut).
Berangkat pukul 10.00 WIB dan pulang sekitar pukul 11.30 WIB. Lama memang, sekitar 1 jam 30 menit, padahal pada waktu normal, jarak Dusun Belas dengan Papal hanya hitungan 5 menit.
Konon kabarnya, di rumah Syapri, bapak istirahat sejenak. Mungkin, waktu itu bapak ingin mengusir rasa letih dan sakit, makanya istirahat di rumah mitranya (usianya sebaya dengan adik saya).
Begitu rasa letih dan sakit mulai terusir dari tubuhnya. Bapak pun bergegas pulang ke rumah. Beliau tahu persis, pukul 13.00 WIB ada manasik umroh di Bengkalis.
Singkat cerita, usai shalat Zhuhur. Bapak dan emak bersiap-siap berangkat ke Bengkalis. Kala itu, dua sejoli ini, diantar adik bungsu ku Anton didampingi sang isteri Susi beserta empat cucunya, yakni M Iqbal, Azahra alias Ting Ting (anak Syarifudin) dan Kayla dan Pachi (anak Anton).
Rupanya, sebelum berangkat ke Bengkalis, ada kenangan yang tak terlupakan oleh orang kampung. Salah satunya, beliau pamitan kepada salah seorang warga, “dongake yo, aku arep mangkat” (doakan ya, aku mau berangkat). Siapa yang menyangka, kalimat itu adalah sinyal beliau akan berangkat menghadap sang Khalik.
Berangkat menggendarai Avanza warga merah maron dikendarai Anton. Selama dalam perjalanan tidak ada tanda-tanda bapak akan pulang ke Rahmatullah. Seperti biasa, obralan kecil terjadi antara cucunya.
Kabarnya, waktu bapak, bertanya sama cucu-cucunya “nanti kita makan dimana”. Tak hanya itu bapak juga sempat memangku Pachi yang berusia 1,6 tahun. Bahkan sampai di persimpangan Jalan Lembaga-Subrantas, bapak sempat menunjukan tempat reakrasi kepada cucunya, “Itu waterbom”.
Rupanya, selang beberapa menit. Ketika sampai di cucian mobil. Bapak mengeluh sesak di bagian dada. Lantas, adiku berinisiatif menyetel kursi mobil, agar bapak bisa posisi tidur.
Dalam posisi bersandar setengah tidur di kursi.
Kala itu mata bapak terpejam, mulutnya mengorok dan seakan-akan orang pulas tidur. Melihat posisi itu, Anton memutuskan untuk langsung ke rumah sakit, agar bapak diberi pertolongan medis.
Dalam kondisi panik. Isteri Anton (Susi) menghubungi isteriku, mengabarkan jika bapak sedang sakit dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kala itu, isteri bingung, karenanya tak jelas.
Untuk memastikan informasi itu akurat, lantas isteri ku (Murti) kembali telpon, namun tak dijawab. Barulah kedua kalinya dijawab oleh Susi, mengatakan bapak menuju rumah sakit.
Setibanya di RSUD Bengkalis, bapak langsung ditangani tim medis di ruang gawat darurat. Tim medis bertungkus lumus memberikan pertolongan kepada bapak.
Sekitar pukul 13.20 WIB, saya bersama sang isteri dan anak bungsu tiba di ruang gawat darurat RSUD Bengkalis. Kala itu, ku saksikan tim medis sedang sibuk menangani bapak ku yang terbujur. Beberapa anggota tubuhnya dipasang selang, mulutnya dipompa dengan alat bernapasan.
Tak ayal ibu (Meskiyah) langsung memeluk tubuh ku. Isteriku menangis haru tak kuasa melihat tubuh bapak ku.
Saat ditangani tim medis, aku disuruh salah seorang tim medis, untuk memandu kalimat tauhid di telinga bapak ku. Namun aku melihat, kala itu seakan tak ada respon dari bapak. Aku berpikir, ketika sampai di RSUD, sepertinya bapak sudah tidak ada.
Innalillah waina ilaihi rojiun. Tepat pukul 14.05 WIB, tim medis menyatakan bapak sudah tiada, dipanggil sang Khalik.
Kabar itu, tentu membuat isteri ku dan emak, histeris.Aku dan adik ku (Anton), tetap tegar, bisa menahan tangis. Namun begitu mengabari berita duka ini ke saudara dan sahabat taulan, mata ini tak kuat menahan derasnya air mata. Rasa sedih tak terbendung.
Selamat jalan bapak. Keinginan mu untuk umroh di tanah suci Mekkah tahun ini tak sampai. Allah SWT lebih sayang pada mu, bapak.
Semoga almarhum bapak diampuni segala dosanya, diterima segala amal ibadahnya. Amiin ya rabbal alamin
67 Ko
Share this article :
 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. ADI SUTRISNO NEWS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger