Selamat datang di CaraGampang.Com

Kopiah Khas Bapak

Kamis, 06 Desember 20180 komentar


Sewaktu hidupnya, kebiasaan alhmarhum bapak H Badar bin Isni, kemana-mana selalu mengenakan kopiah. Kadang warna kream putih, coklat, kream dan hitam. Namun yang lebih dominan dipakaian warna coklat muda (seperti dalam gambar).

Kebiasaan mengenakan kopiah itu, bukan bapak ingin menunjukan dirinya sudah menyandang haji. Tapi jauh sebelum menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekah (sebelum 2009), beliau sudah fimiliar mengenakan kopiah haji.

Waktu pergi kundangan acara pernikahan, kenduri syukuran, berdagang, kontrol tempat usaha batu batu dan ke kebun. Apalagi hendak pergi beribadah di masjid, sudah pasti mengenakan kopiah.

Kopiah yang dipakaian bapak, tergantung tujuan atau dan acaranya. Misalnya, untuk kundangan dan kenduri, beliau mengenakan kopiah warna putih. Waktu kerja mengenakan kopiah hitam dan kadang cream. Sedangkan waktu santai, bertandang di rumah saudara dan kerabat, lebih dominan kopiah warna kream yang dikenakan bapak.

Bahkan, ada kopiah kesayangan beliau, yakni warna kream, kondisinya sedikit memprihatinkan. Kopiah dibalut sulam rajutan jaring. Kondisinya koyak (ruak) sedikit pada bagian sulam. Sekilas jika dilihat tidak tampak rajutannya rusak. Tapi itu lah bapak, jika senang dan sayang dengan barang miliknya, tetap akan dipakai sampai benar-benar tidak bisa dipakai.

Berbicara tentang kopiah, saya juga pengalaman tersendiri. Tepatnya, usai bapak menunaikan ibadah haji tahun 2009 lalu. Beliau memberikan hadiah kopiah putih (terdapat motif tulisan Allah).

Sampai saat ini kopiah hadiah bapak, tetap ku pakai, terutama kaktu shalat di masjid dan menghadiri kenduri syukuran. Jujur saya katakan. Saya sangat nyaman mengenakan kopiah haji, dibandingkan dengan kopiah warna hitam.

Sepeninggalan bapak menghadapi Sang Khalik. Ada beberapa kopiah haji, sebagian masih layak pakai dan sebagiannya kopiah khusus ke kebun dan tempat kerja bapak. Kopiah itu, sengaja kami simpan di tempat khusus, sebagai kenangan bagi kami dan anak cucu bapak.

Ternyata, Sabtu 1 November 2018, kakak sulung ku Nurhayati, saat tidur di rumah emak di Dusun Papal, Desa Teluk Papal, Bantan, membuka lemari bapak. Begitu melihat beberapa kopiah bapak tersusun rapi, air mata mbakyu Nur (kami memanggilnya), tumpah deras membasahi pipinya.

Tak ayal suasana sedih itu, membuat emak ku Meskiyah, tak kuasa menahan air mata. Akibatnya suasana kala itu semakin haru. Emak dan anak menangis, mengingat bapak kala hidupnya selalu mengenakan kopiah-kopiah khasnya.

Sebelum mengakhiri tulisan ini. Jujur kami katakan, tulisan ini bukan bermaksud pamer atau ria. Tapi setiap terkenang bapak, saya ingin menuangkan dalam sebuah tulisan, agar kelakan tulisan ini menjadi lembaran sejarah bagi kami sekelurga dan anak cucu bapak almarhum Badar bin Isni.

Selamat jalan bapak. Semoga dilapangkan kubur mu. Jadikan kubur mu taman surga. Diterima amal ibadah mu dan diampuni seluruh dosa mu, dan semoga bapak ditempatkan bersama orang-orang beriman. Amiiin ya rabbal alami.  



Share this article :
 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. ADI SUTRISNO NEWS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger