SEPERTI biasa, ketika waktu adzan subuh, saya
langsung bergegas membangunkan dua anak bujang Muhammad Azmi dan Muhammad
Azlan. “Bangun...!!. Bangun….!! Sholat ke masjid”. Tak menunggu lama, Azmi dan
Azlan merespon dan bangkit dari peraduan malam.
Biasanya,
sebelum berangkat saya perintahkan dua calon relawan masjid ini untuk mengambil
air wudhu. Tapi pagi itu, kran di rumahku tidak mengeluarkan air setitis pun.
Tak tahu penyebabnya, karena biasanya setiap subuh bahkan jelang subuh sekitar
pukul 03.30 WIB, air dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) luput dari tugas
pokok dan fungsinya (Tupoksi).
Lantas
kami putuskan berwudhu di Masjid Al Hakim, Jalan Pertanian Desa Senggoro,
Kecamatan Bengkalis. Setibanya di halaman masjid, saya takjub oleh pemandangan
puluhan kendaraan (perkiraan saya lebih dari 40 sepeda motor). Tak seperti
biasanya, selama ini, saat subuh jumlah sepeda motor yang parkir sekitar
belasan bahkan kadang tak sampai puluhan.
Masya-Allah,
saat masuk ke masjid, saya melihat jamaah masjid berjubel alias buanyak
sekaalii. Pada umumnya, mereka sangat muda-muda. Walaupun ada generasi tua, tak
begitu tua juga lah, tetap juga terlihat muda.
Melihat
pemandangan itu, saya merasakan indahnya subuh pagi itu. Pikiran ku langsung
melayang dan membayangkan, seandainya di masjid ku setiap subuh seperti subuh
Minggu (29/1/2017), betapa nikmatnya dan indahnya suasana subuh.
Selain
itu, suasana ramai penuh kebersamaan, dengan tujuan yang sama untuk sholat
subuh berjamaah, semakin menambah spirit dan keimanan kami, khususnya saya
pribadi.
Siapakah
gerangan jamaah yang memenuhi Masjid Al Hakim pada subuh di penghujung bulan
Januari 2017 tersebut ?. Mereka berasal dari beberapa desa dan kecamatan di
Kabupaten Bengkalis. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, pegawai, ustadz,
swasta maupun pegawai di desa. Mereka juga dari berbagai organisasi
kemasyarakat dan kepemudaan.
Keberadaan
para kelompok yang menamakan dirikan Relawan Masjid ini, sejak pasca Isya
(Sabtu malam atau malam Minggu, 28/1/2017) menggelar rangkaian kegiatan di
Masjid Al Hakim.
Kegiatan
itu bernama MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa). Menurut adik sekaligus sobat
saya, Khairul Nizam Bks II , rangkaian
kegiatan diisi ceramah agama, membaca Al Quran, iktikab dan tentunya shalat
malam seperti tahajud, hajat dan witir.
Selain
Khairul Nizam Bks, saya melihat
sobat lainnya, seperti Mohammad Reza Firmansyah (beliau
adik kandung Fiza RRI Abied Syah, Agus Boedak Kuala Alam, Ustadz
Bahrudin (kalau salah mohon maaf), dan tak bisa disebutkan satu persatu.
Kembali
pada persoalan Indahnya Subuh Hari Ini. Ada yang berbeda pada subuh hari ini,
jika selama ini jumlah jamaah Shalat Subuh mencapai satu shaf/baris, bahkan
kadang tak sampai. Tapi subuh Minggu ini, jumlahnya sangat fantastis mencapai 4
shaf/baris minus tiga orang (tak penuh 4 baris, kurang tiga orang).
Sebenarnya,
pemandangan semacam itu, bukan tidak pernah terjadi di masjid kami. Biasanya
saat subuh bulan Ramadhan, terlebih-lebih subuh pertama hingga kesepuluh,
jamaah subuh membludak. Kemudian pada malam belasan Ramadhan, sedikit menyusut,
hanya menyisakan tiga shaf dan berkurang lagi 2 shaf.
Kita
semua berharap, suasana subuh Minggu (29/1/2017) kemarin, menjadi daya dobrak
dan magnet bagi kita semua untuk meramaikan masjid, terlebih-lebih pada waktu
subuh. Khususnya Masjid Al Hakim. Sebab shalat jamaah yang sulit dilakukan oleh
sebagian orang, pada waktu Isya dan Subuh.
Banyak
manfaat yang diperoleh dari mengerjakan Shalat Subuh berjamaah. Diantaranya,
seolah-olah shalat seluruh malam.
Sabda
Rasullah yang diriwayatkan Muslim. “Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah
maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa
yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh
malamnya.”
Kemudian,
Shalat Subuh berjamaah bisa terhindar dari terjangkit penyakit kemunafikan itu.
“Tidak ada Shalat yang lebih berat (dilaksanakan) bagi orang munafik daripada
shalat Subuh dan Isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang terdapat di
dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh
aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Shalat)
kemudian aku mengambil bara api dan membakar (rumah) orang yang belum tidak
keluar melaksanakan Shalat (di masjid).” (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu
Hurairah).
Tidak
hanya itu, pahala yang dijanjikan Allah SWT, bagi umatnya yang shalat subuh
berjamaah, kemudian berzikir dan shalat dua rakaat, layaknya pahala haji dan
umroh.
Sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah
kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat
dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna,
sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)
Selagi
masih diberi kesempatan dan kesehatan, ayo kita datang berbondong-bondong ke
masjid untuk shalat subuh berjamaah. Insya Allah, jika kita sudah rela
meringankan langkah ke masjid pada waktu gelap/malam, niscaya kita akan
dimudahkan kaki kita untuk datang ke masjid pada waktu dzuhur, ashar, maghrib
dan isya.
Jika
sampai detik ini masih berat untuk berjamaah di masjid, harus dilatih secara
perlahan-lahan. Bisa saja dimulai dari shalat Maghrib, kemudian Isya. Rutin
lakukan setiap hari, Insya-Allah, kita akan diberi kekuatan oleh Sang Khalik
untuk selalu dekat dengan masjid.
Sebelum
menutup tulisan ini, kami mohon maaf jika salah mengutip hadis atau dalil. Jika
ada kekurangan, kita bisa tanyakan langsung kepada pakaranya, ustadz Amrizal Isa, Filusmanfilsuf Al Hasyimi, Subli Muhammad dan lainnya.
Semoga
tulisan ini bermanfaat. Sekian, terima kasih.
Cerita Adi Sutrisno (CAS)
Kumpulan Tulisan di Facebook
