WAKTU di digital android menunjukan
angka 21.13 WIB, bus yang membawa rombongan peserta Diklatpim IV 2016, tiba di
Hotel Grand Ciwarend In kecamatan Babakancikao. Perjalanan dari Bandara
Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menuju kota Purwakarta memakan waktu sekitar
3 jam.
Selama dalam perjalanan, kami berhenti
di restoran area, untuk urusan kampung tengah alias makam malam, sekaligus
urusan buang-buang. Kala itu sekitar jam 20.35 WIB, di rumah makan Simpang Raya, kami menikmati makan malam dengan menu,
nasi putih, ayam bakar, mie gorengan, sup dan sambal hijau.
Entah karena menu yang disajikan memang
enak atau karena lapar, saya dan teman-teman lahap menyantapnya. Semeja dengan MakUsu
Putri dan Muharni,
sambil menyaksikan live Motto GP, dan disuguhi teh goyang hangat, semakin
menggugah selera makan.
Setelah urusan kampung tengah tuntas,
perjalanan menuju kabupaten yang diteraju Dedy Mulyadi dilanjutkan. Bus melaju
di tol.
Ibarat baterai baru saja dicharge,
begitu perut sudah terisi, semangat kami bertambah, bak lampu pijar yang
menyala terang. Meski dalam kondisi lelah, selama di bus teman-teman
menyalurkan bakat terpendam berkaroeke di bus. Kadang-kadang kami nyimbrung
melantunkan lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Broery Marantika dan The Mercy.
Tanpa disadari, bus sampai di gerbang
pintu tol Jatiluhur., artinya kami sudah berada di pintu gerbang masuk di kota
Purwakarta. Begitu masuk kota, langsung disuguhi pemandangan patung separoh
badan berkepala dua (depan belakang).
Guide atau pemandu menjelaskan ini lah
salah satu ciri kota Purwakarta. Selain patung, juga setiap gang maupun gerbang
ditandai gapura khas. Menurut si pemandu, kota Purwakarta tak begitu besar,
hanya memanjang sekitar 3 Kilometer.
Sampai di sini dulu, mau bobok dulu,
besok ada tugas utama yakni Benchmarking.
Cerita Adi Sutrisno (CAS)
Kumpulan Tulisan di Facebook
