TAK
TERASA sudah 42 hari
(dikurang 9 hari waktu off campus) kami digembleng dalam program Pendidikan
Pelatihan Kepimpinan (Diklatpim) tingkat IV tahun 2016. Canda tawa dan suka
maupun duka, dirasakan bersama 34 peserta. Kini tiba masanya pelaksanaan seminar
proposan aksi perubahan.
Sebelum tampil untuk menyajikan proposal
aksi perubahan, Selasa (31/5/2016) pagi, sekitar pukul 08.45 WIB, saya terlebih
dahulu datang ke kantor. Mengenakan baju lengan panjang warna putih dipadukan
dengan celana panjang warna gelap, tentu lengkap dengan dasi, saya masuk ke
ruang kerja.
Maksud kedatangan saya, bukan untuk
mengerjakakan tupoksi sebagai Kasubag Peliputan dan Dokumentasi Bagian Humas
Setda Bengkalis, namun hendak numpang mencetak (print) bahan seminar (handout).
Ini saya lakukan, karena ada kesalahan penulisan pada dua lembar handout yang
sudah disiapkan dua hari lalu.
Seperti biasa lah, begitu masuk ke
ruangan, cemeeh atau hago oleh rekan-rekan di humas, terutama Tina, Tika dan
Cici, bahkan mas Haryono. Bagi saya, hago-an dan cemehan mereka hal yang biasa,
karena di Bagian Humas Setda Bengkalis, setiap saat saling lembar hago atau
cemeeh, hal yang lumrah, bahkan dijadikan cemeti alias cambuk bagi kami untuk
terus bekerja dan berkarya.
Usai memperbaiki hangout power point
untuk pemaparan seminar, saya langsung bergerak menuju Badan Diklat dan Pegawai
Bengkalis di Jalan Kelapapati Darat, tentu dengan menaiki ‘kuda besi’ merk
Yamaha Jupiter dengan mottonya selalu di depan (bukan iklan ni).
Begitu sampai di depan kelas Diklat,
saya menyaksi berbagai ekspresi dari teman-teman, terlihat dari raut mukanya.
Ada yang terlihat tenang, termenung bahkan tampak cemas. Bahkan selama ini, ada
kawan yang tampak riang dan heboh, berubah 180 derajat mendadak menjadi
pendiam.
Berbagai siasat dilakukan teman-teman,
ada yang bertanya kepada peserta lain setelah keluar dari ruang penguji, bahkan
ada yang bertanya kepada saya, mengenai tahapan-tahapan apa saja saat tampil.
Tentu saya jawab, tenang saja lah, anggap lah seperti biasa saat satu bulan
lebih belajar di Diklatpim IV ini.
Sementara saya, untuk menyiasati situasi
menghadapi seminar proposal, di balik kaca jendela saya “mengintip” teman-teman
yang tengah menyajikan proposan di depan penguji, coach dan mentor (atasan
langsung).
Mulai dari bang Isrin yang telah
berargumen di depan Pak Saharisir (Coach), Pak Jhoni Syafrizal (penguji) dan
atasan langsung, Kabid Dinas Kesehatan (maaf, soal namanya saya kurang kenal).
Kemudian bang M. Nuh, Kasi di Badan Pengelolaan Daerah juga tampak menjabarkan
isi dari power poin yang disiapkan sebelumnya.
Sesuai jadwal, saya mendapat giliran
untuk tampil pukul 14.15 WIB, pada urutan 8 pada jadwal yang ditempat di depan
pintu kelas. Itu artinya, saya berada diurutan nomor dua setelah Pak Ibrahim
(Kasubag TU di UPTD Dukcapil Kecamatan Bengkalis). Kemudian pada urutan di atas
saya, ibu Elvia, S.Pd.I (Kasi PMD Kelurahan Damon). Pokoknya usai Isoma, hanya
ada tiga peserta yang siap-siap untuk “berjuang” memaparkan dari proposal aksi
perubahan yang bakal dilakukan di instansi masing-masing.
Sebagai manusia biasa, tentu siapa saja
akan harap-harap cemas menghadapi situasi demikian. Apalagi saya, harus
menunggu giliran pukul 14.15 WIB, waktu-waktu genting bagi stamina alias
ngantuk.
Kemudian menunggu sang mentor Pak
Johansyah Syafri, yang saat ini masih dalam perjalanan pulang dari Pekanbaru,
setelah tadi malam meliput dan mendokumentasikan kegiatan Bupati Bengkalis
Amril Mukminin yang mengikuti RUPS Bank Riau Kepri. Bahkan pagi harinya, beliau
sempat mengantar keponakannya ke kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan
Syarif Kasim II, Pekanbaru di Panam, tidak jauh dari tapal batas Pekanbaru –
Kampar.
Sesuai janji dan komitmen beliau
(seperti disampaikan dalam media sosial), Pak Johansyah Syafri akan tiba di Diklat
15 menit sebelum dimulai. Mudah-mudahan, perjalanan beliau berjalan lancar dan
tak ada halangan sedikit pun. Amin ya rabbal alamin.
Setelah selesai seminar proposal,
selanjutnya tugas besar ada di depan mata, yakni melaksanakan aksi perubahan
saya dengan judul Membangun sistem digitalisasi penyimpanan arsip audio visual
mobile kegiatan pemerintah dan pembangunan Kabupaten Bengkalis. Hanya dalam
waktu dua bulan ke depan, saya harus menyiapkan aksi perubahaan sekaligus
dengan tulisannya, lengkap dengan latar belakang, tujuan, terakhir kesimpulan
dan saran.
Semoga, dalam waktu yang tergolongan
singkat itu saya dan teman-teman seperjuangan mampu menyelesaikan tugas akhir
dari Diklatpim IV angkat I tahun 2016.
Cerita Adi Sutrisno (CAS)
Kumpulan Tulisan di Facebook
