TULISAN ini sengaja saya suguhkan setelah Selasa pagi (10/10/2016) kemarin, bernostalgia di SMPN 1 Bantan.
Waktu itu, bersama Kepala Bagian Humas
Johansyah Syafri dan ditemani Ikbal alias Bayu, Andi reporter Riau Televisi
(RTv) Bengkalis dan Riyan reporter Radio Pemerintah Daerah (RPD), meliput
kegiatan Bupati Bengkalis Amril Mukminin meninjau hari kedua pelaksanaan ujian
nasional (UN) tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sederajat tahun
2016, di Kecamatan Bengkalis dan Bantan.
Meskipun tulisan ini muncul tak secepat
tulisan Pak Johansyah Syafri, yang selalu update setiap saat dan bisa menulis
di sela-sela kesibukan menjalankan tugas sebagai Kabag Humas. Tapi setidaknya
melalui tulisan ini, saya dapat berbagi cerita tentang pengalaman selama
menempuh pendidikan di SMPN Selatbaru berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman
tepatnya di depan nyamping UPT Puskemas Selatbaru (markasnya ibu Sri Rezeki,
drg Latifa Ratna Juwita dan mas Amin).
Begitu memarkirkan Ford Ranger BM 8392 D
di pinggir jalan depan SMPN 1 Bantan yang saat ini dinakhodai Bapak Muchtar
ini, memori saya langsung teringat masa-masa indah saat belajar sekaligus
bermain dengan teman-teman di masa 28 tahun silam. Tepatnya pada 1988, untuk
pertama kali kaki kecil ini menapakkan di halaman hijau sekolah. Kenapa saya
katakan hijau, maklum kala itu masih beralaskan rumput hijau, tidak seperti
saat ini yang sudah dicor regret.
Saat bertandang di SMPN Selatbaru, saya
bertemu tata usaha SMPN dengan ibu Zaenab (kakak kandung dari Pak Nurhadi salah
satu Wakil Kepala SMAN 2 Bengkalis) dan Rodiah dan sang kepala sekolah Pak
Mukhtar, serta pengawas sekolah Pak Sulisno guru saya yang mengajar pelajaran
IPA di SDN 045 Bantan Air, sekarang bernama Desa Teluk Papal pasca
dimekarkan. Tidak banyak guru yang bisa kami temui waktu itu, maklum saja para
pahlawan pendidikan ini sedang menjalankan tugas mengawasi pelaksanaan UN.
Meski sudah seperempat abad lebih tiga
tahun ingatan saya masih segar, waktu itu sekitar bulan Juli 1988 pertama kali
masuk kelas I B. Ruang kelas kami berada dekat ruang labortarorium. Di laboratorium
itu, kami belajar ilmu-ilmu fisika dari Pak Ali (saat ini beliau menjadi
pengurus Masjid Mubarok, di persimpangan Jalan Subrantas dan Antara,
Bengkalis).
Teman semeja ku bernama Windrayanto,
saat ini berprofesi sebagai lawyer atau pengacara. Seakan di depan saya,
tergambar jelas, di tempat itu dulunya juga berdiri bangunan masih berdinding
dari papan tepatnya di depan kelas I B. Tentu saat ini bangunan itu sudah
tergusur dengan bangunan beton.
Bangunan berdinding papan itu, dulunya
“sisa-sisa” sekolah pertama, namun pada tahun 1988 masih ditempati untuk kelas
I C. Saya masih ingat, teman-teman yang belajar di ruangan bangunan papan itu,
diantaranya Sutarto (pegawai Kemenag di Sumbar), Nanik, Katon alias Resak, Ida
(lupa nama panjangnya), Sugeng (pemilik bengkel mobil di Pekanbaru) dan Suryani
(juragan lontong pecal dan sayur di depan SDN 05 Bengkalis), itu tuuu…isterinya
mas Wadi.
Belakangan, kawan-kawan dari ruang C,
pada kelas tigas “dilikuidasi” ke ruang A dan B, karena jumlah siswa semakin
menyusut. Bergabunglah kami dengan anak-anak dari kelas C.
Di kelas I B, sejumlah nama teman-teman
satu ruangan, diantaranya, Nurhadi (Wakil Kepala SMAN 2 Bengkalis), Junaidi
alias Jun Bayek (guru SMKN), Ridwan (Pasiran), M Yusuf alias Ucok (Jangkang),
Neneng F (staf Kantor Camat Bantan) yang juga kakaknya Desi alias Cici (Staf
Humas Setda Bengkalis), Erliza, Suryani, Sumarsih, Sunarsih, Arlanto alias
Aleng, Hamarin (staf UPTD Pendidikan Bantan), Supriyanto (juragan karet di
dusun Penawa Darat, desa Berancah), kemudian Acan dan Herianto.
Di sekolah yang dulunya dinakhodai Pak
Ibrahim Mukhtar, banyak ilmu dan pengetahuan yang ku peroleh, mulai dari
mengenal ejaan atau spelling bahasa Inggris, dikenalkan dengan kalimat good
moorning, how are you, what your name, thank you dan banyak lagi. Seorang Guru
yang berjasa memperkenalkan saya dengan bahasa sangat asing itu adalah Pak
Syaiful, yaitu ayahnda Boyke Lafino pencinta motor tua “Cosmot Bengkalis”.
Pokoknya kala itu, bahasa Inggris
benar-benar asing, maklum lah, hari itu pertama kali saya melafaskan bahasa
Inggris. Memang hampir setiap hari, saya sering mendengarkan bahasa Inggris,
terutama ketika nonton film barat yang diputar saluran televisi Tv 1, T2 dan
Tv3 Malaysia.
Selain pak Syaiful, masih terekam dalam
memori sebagian nama guru, seperti Pak Bunari (guru olahraga), Pak Wahid (guru
PMP), Pak Asyari (guru keterampilan), Pak Madasri (almh) Ibu STA alias Siti
Ainur (guru Bahasa Indonesia) yang juga wak atau dalam bahasa Jowo dipanggil Bu
De Rd Roni (Staf Humas Setda Bengkalis), Ibu Retno (almh), Ibu Ratna Wilis,
Ibrahim Mukhtar (kepala sekolah). Sedangkan pak Harun dan Muchtar, seingat saya
beliau mulai mengabdi di SMPN Selatbaru, ketika saya sudah kelas tiga (kelasnya
di gedung tepi jalan). Makanya kami belum merasakan “sentuhan” tangan beliau.
Banyak pengalaman suka dan duka di
sekolah itu. Seperti pengalaman ketika pelajaran olahraga, sebagian orang
paling suka dengan pelajaran yang satu ini. Tapi bagi saya, pelajaran olahraga,
terutama praktek main volly ball dan tolak peluruh, adalah pelajaran yang buat
elergi. Maklum saja lah, kala itu body tergolong kecil dan mungil, sehingga
tidak sanggup untuk passing bola voli, apalagi bermanuver smash. Begitu dengan
prakter volly ball saya langsung lesu. Sebab kalau tak bisa service ball atau
serap, konsekuensinya dihukum push up, makanya mungkin saya orang yang tak suka
main voli.
Alhamdulillah, sekolah yang tempat saya
menimba ilmu saat ini, kondisinya sangat baik dan representatif. Berbagai
prestasi dari sekolah maupun pelajar, diukir dari sekolah tersebut.
Bagi bapak dan ibu guru, jasa mu tetap
ku kenang sepanjang masa. Karena tanpa curahan ilmu yang diberikan, mungkin
saya tidak bisa menulis seperti saat ini. Terima kasih para guru SMPN 1 Bantan
atau SMPN Selatbaru. Bagi kami tidak ada mantan guru, tapi bapak ibu guru
merupakan guru ku sepanjang masa. Semoga apa yang bapak ibu guru ajarkan kepada
kami, akan dibalas dengan nilai pahala. Amin ya rabbal alamin.
Cerita Adi Sutrisno (CAS)
Kumpulan Tulisan di Facebook

+ komentar + 1 komentar
Online casino | KDG - Kadang Pintar
Our site uses cookies kadangpintar to improve the deccasino website experience. Read how we collect and manage cookies. Accepting these cookies is not 바카라 possible.